Al-Quran Sumber Ilmu Pengetahuan

MEREKA yang rendah pengetahuan keislamannya beranggapan bahwa Al Quran adalah sekadar kumpulan cerita-cerita kuno yang tidak mempunyai manfaat yang signifikan terhadap kehidupan modern, apalagi jika dikorelasikan denga kemajuan IPTEK saat ini.

Al-Quran menurut mereka cukuplah dibaca untuk sekadar mendapatka pahala bacaannya, tidak untuk digali kandungan ilmu didalamnya. Apalagi untuk dapat menjawab permasalahan-permasalahan dunia modern dan diterapkan dalam segala aspek kehidupan, hal ini adalah sesuatu yang nonsense.

Anggapan-anggapan di atas merupakan indikasi bahwa orang tersebut tidak mau berusahan untuk membuka Al-Quran dan menganalisis kandungan ayat-ayatnya. Oleh karenanya, anggapan tersebut sangat keliru dan bertolak belakang dengan semangat Al Quran itu sendiri. Bukti-bukti di bawah ini menunjukkan yang sebaliknya:

Bahwa wahyu yag pertama diturunkan Allah Swt. kepada Nabi-Nya Muhammad SAW adalah perintah untuk membaca atau belajar ( Q.S. 96: 111-5) dan menggunakan akal, bukan perintah untuk shalat, puasa atau zikrullah.

“”Bacalah dengan (menyebut) nama Rabb-mu Yang menciptakan,” (QS.96:1).

Demikian tinggi hikmah turunnya ayat ini, menunjukkan perhatian Islam yang besar terhadap ilmu pengetahuan.

AllahSWT. mengangkat manusia (Adam a.s) sebagai khalifah-Nya di muka bumi dan bukan para malaikat-Nya sebab adanya ilmu pengetahuan (Q.S. 2: 31-33). “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya”.

Adapun nama-nama yang diajarkan oleh Allah kepada Adam, menurut Mujahid adalah nama setiap binatang yang melata, nama setiap burung, nama burung gagak, nama burung merpati, dan nama segala sesuatu. Menurut Ibnu Abbas, nama-nama yang diajarkan oleh Allah kepada Adam adalah semua nama-nama yang dikenal oleh manusia dewasa ini, seperti manusia, binatang yang melata, langit, bumi, tanah yang datar, tanah yang luas, laut, unta, keledai dan lain sebagainya, hingga nama kentut yang berbunyi dan kentut yang tidak berbunyi. Dan pendapat Ibnu Abbas inilah pendapat yang shahih, yaitu Allah mengajarkan segala macam nama kepada Adam, baik dzat, sifat, maupun af’alnya (perbuatannya), baik yang besar maupun yang kecil.

Dengan kelebihan ilmu pengetahuan itu, Allah SWT memuliakan Adam as., sehingga memerintahkan para malaikat-Nya untuk bersujud kepada Adam as..
Dan manusia yang memiliki derajat paling tinggi di sisi Allah Swt. adalah manusia yang memiliki iman dan ilmu.

Firman Allah: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Qs. al-‘Alaq: 1-5).

Mengapa? Karena iman membawa manusia kepada ketinggian di akhirat (fil akhirati hasanah), dan ilmu membawa manusia kepada ketinggian di dunia (fid dunya hasanah). Allah juga akan meninggikan derajat orang berilmu.

Sesuai firmanNya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs. al-Mujadalah: 11)

Sejarah menunjukkan bahwa pada masa kaum Muslimin mempelajari dan melaksanakan ajaran agamanya dengan benar, maka mereka memimpin dunia dengan pakar-pakar yang menguasai dalam disiplin ilmunya masing-masing, sehingga Barat pun belajar dari mereka.**/SS

x

Check Also

Kepemimpinan Itu Bukan Jalan Hidup Lelaki Biasa

Dalam alam demokrasi di Indonesia saat ini kepemimpinan erat kaitannya dengan politikus. karena jalur cepat ...