Pria yang bernama Sofyan Siroj ini, lahir di sebuah desa bernama Santul, Air tiris Kabupaten Kampar. Anak kedua dari enam bersaudara dari pasangan Abdul Wahab dan Siti Khadijah, merupakan jebolan Universitas Al Azhar Cairo Mesir.
Masa kecilnya sangat dipengaruhi oleh sang ayah, seorang aktivis gerakan Muhammadiyah berprofesi Pedagang Karet. Pendidikan yang sangat ditanam orangtuanya ialah kebiasaan makan bersama dan disiplin dengan waktu shalat. Sehingga Jadwal Shalat dan makan seakan-akan agenda wajib sehari-hari. Sedangkan sang Ibu, menganut Pemahaman Perti (Persatuan Tarbiyah) sehingga melengkapi pemikirannya sejak dini.
Dampak pengaruh Pendidikan di kampungnya SDN 009 Santul dan SMP Filial Air Tiris, dimana terdapat pendidikan Surau dan Masjid untuk Mengaji Al Quran dan Ceramah rutin, turut mempengaruhi dan menanmbah semangatnya untuk mendalami Agama Islam. Hal ini mendorongnya untuk memutuskan untuk belajar ke Pondok Modern Gontor Darussalam.
Disinilah mentalitas kemandiriannya kian kokoh, karena di pondok ini mengajarkan secara riil makna kehidupan, keikhlasan, kesederhanaan, berdikari atau kemandirian ukhuwah Islamiyah dan jiwa bebas.
Tahun 1987/88 s/d 89 adalah masa tugas pengabdian di ponpes Al-Kautsar di Kulim Pekanbaru sekaligus sebagai pimpinan. Pada tahun 89 s/d 90, berangkat ke Mesir, di Al-Azhar dan mengambil fakultas ushuluddin jurusan al-Hadits hingga tahun 1995. Lepas dari kuliah, Ia pun mengajar di makhad al Hikmah juga al Qudwah dan ArRisalah di Jakarta dan Depok.
Selanjutnya, menjadi dosen tetap di UIR dan diminta menjadi imam besar masjid kampus, serta merintis SDIP (SD Islam Plus) sekaligus sebagai kepala sekolah. Tahun 1999 berhenti menjadi dosen karena diamanahi menjadi Ketua DPD Partai Keadilan (PK) Kota Pekanbaru. Tahun 2000 menjadi satu-satunya Anggota Legislatif PK di DPRD kota Pekanbaru yang saat itu bergabung dengan fraksi PAN.
Usai mengemban amanah sebagai anggota dewan, Sofyan Siroj (SS) mendirikan beberapa usaha dan mengembangkan program pengembangan diri untuk berbagai kalangan. Alhasil, Ia sering diminta menjadi pembicara dari berbagai kalangan, dan tak jarang menjadi konsultan keluarga dan perusahaan, hingga ikut membenahi berbagai institusi dalam hal pengembangan karakter.
Di Tahun 2008 mendirikan Qolbu Re-engineering (QR) Foundation yakni suatu institusi yang bergerak dalam bidang dakwah profesional dilingkungan perkantoran, kampus dan perusahaan dengan focus kerja pengembangan SDM dan kewirausahaan.