JAKARTA – Kementerian Pariwisata semakin gencar menawarkan ‘Halal Travel’ kepada masyarakat Singapura di The Internationale Tourismus Börse (ITB) Asia 2018.
Tim Percepatan Wisata Halal Kemenpar Riyanto Sofyan mengatakan destinasi wisata halal itu meliputi Halal Cruise menuju Aceh dan Qurbani Tour di Lombok hingga perjalanan menuju Pulau Santen sebagai wisata pantai halal di Indonesia.
“Posisi ITB Asia sangat strategis. Ada banyak industri besar di sini dan pengunjungnya banyak. Dengan posisinya tersebut, kami gelar Halal in Travel Conference. Sejauh ini respons publik sangat positif,” kata Sofyan.
Dia menuturkan alasan wisata halal berpotensi meningkatkan citra Indonesia sebagai destinasi utama wisata halal dunia.
“Potensi pertumbuhan wisata halal Indonesia ini menjanjikan. Belajar dari Lombok, ada banyak langkah besar yang dilakukan. Lombok kini branding-nya Indonesia’s Halal Jewel. Bukan lagi the Sister Island of Bali,” kata Sofyan.
Menurutnya, potensi ekonomi Lombok tidak lepas dari kenaikan 40% kunjungan wisatawannya. Pada 2016 jumlah wisatawan mencapai 1,4 juta atau naik berkisar 1 juta orang.
“Halal in Travel Conference sangat penting. Ada banyak informasi yang disampaikan. Sebab, destinasi wisata halal di Indonesia sangat siap dikunjungi. Daya dukung infrastruktur dan aksesibilitasnya juga sangat bagus,” ungkap Plt Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani.
Dampak positif wisata halal Lombok pun kian terasa, contohnya adalah Desa Bile Bante yang menjadi Desa Wisata Hijau dari sebelumnya area tambang.
Lalu, keuntungan finansial dari sektor pariwisata rata-rata tumbuh 26,58 persen setiap periode dalam 5 tahun terakhir, yang berdampak positif pada pendapatan warga.
Salah satunya pebisnis kuliner Siti Zaenab yang kini memiliki pemasukan Rp30 juta per bulan yang sebelumnya hanya Rp1,5 juta.
“Konsep wisata halal terus dikembangkan. Terkait syarat administrasi juga tidak ada masalah karena Indonesia memiliki standardisasi tinggi. Yang jelas, wisata halal di Indonesia sangat berkualitas dan bisa dipertanggungjawabkan,” kata Masruroh.
Lebih lanjut, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan beragam upaya dilakukan untuk mendukung kenyamanan wisatawan. Kini dilakukan penguatan network dengan organisasi multilateral dalam pengembangan infrastruktur.
“Destinasi wisata halal akan terus berkembang di Indonesia. Semua aspek memenuhi syarat untuk itu. Respons pasar sangat bagus sehingga investasi terus mengalir. Infrastrukturnya lengkap dan bagus. Untuk itu, pastikan Indonesia menjadi pilihan utama untuk menikmati wisata halal,” ujar Arief.
Target Singapura
Arief yang ikut menyambangi booth Kemenpar di ITB Asia 2018 itu mengatakan ada 91 industri dan ratusan konsumen berkumpul dalam acara yang diselenggarakan di Marina Bay Sands, Singapura pada (18/10).
Menurutnya, ada beberapa alasan Wonderful Indonesia menargetkan Singapura sebagai pasarnya. Pertama, pastinya karena jumlah wismannya paling besar, sebelum akhirnya disalip China pada 2016. Kedua, penyelenggaranya disokong khusus oleh tim ITB.
Ketiga, kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) yang berdampak pada jumlah wisman masuk dari border area. Terutama wisman yang masuk melalui pintu Batam, Bintang, Tanjung Balai Karimun, Anambas dan Natuna.
Pada kesempatan yang sama, Managing Director Bali Sunshine I Ketut Ardana mengatakan bahwa keputusan Arief dalam memilih Singapura sebagai target wisata halal memang tepat.
“Sudah tepat beliau memikirkan pasar Singapura dan hadir di sini. Karena pasar paling dekat dan sangat berpotensi untuk pariwisata Indonesia adalah Singapura dan melalui Singapura,” kata dia.**/CNNIndonesia