MANUSIA identik dengan sifat yang tergesa-gesa. Jarang sekali manusia memiliki sikap sabar yang luar biasa sabarnya. Padahal sudah sangat jelas, bahwa setiap kesabaran itu pasti akan berbuah manis nantinya.
Menjadi orang yang super sabar memang bukanlah perkara mudah, ada saja godaan setan untuk membuat manusia berperilaku tergesa-gesa. Padahal telah dinyatakan dalam Al-Quran, sesuai Firman Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung.” (Ali ‘Imran:200)
Allah Ta’ala juga berfirman:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah:155)
Allah Ta’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah:153).
Selain itu, telah diriwayatkan bahwa suatu hari, Nabi SAW menemui para sahabatnya. Kemudian beliau bertanya kepada mereka:
“Bagaimana keadaan kalian pagi hari ini?” Mereka menjawab, “Kami dalam keadaan beriman kepada Allah.” Beliau bertanya, ” Apakah tanda iman kalian?”
Mereka menjawab:
1.Kami bersabar menghadapi musibah.
2.Kami bersyukur atas nikmat dan kelapangan.
3.Kami rela dengan semua ketetapan Allah SWT.
Beliau lantas bersabda, “Kalau begitu, demi Tuhan pemilik Ka’bah, kalian benar-benar orang yang beriman.”
Sehubungan dengan hadits ini, beberapa ulama ahli makrifat pernah mengungkapkan, sabar itu memiliki 3 tingkatan, yaitu:
1.Sabar dengan tidak mengeluh sedikitpun, ini tingkatan sabar para tabiin.
2.Sabar dengan menerima segala ketetapan Allah, ini tingkatan sabar para zahid.
3.Sabar menghadapi semua cobaan dan musibah dengan senang karena meyakini semua datangnya dari Allah semat. ini tingkatan sabar para shiddiqin.
Dalam suatu hadist, Rasulullah saw bersabda, “Sembahlah Allah dengan ikhlas.
Jika kamu tidak mampu, bersabarlah atas apa yamg tidak kamu sukai, di dalamnya terdapat kebaikan yang banyak.” Syekh Nawawi.***/SS