SEBAGAI umat Islam ada niat ingin hijrah tetapi hanya sebatas niat. Perilaku dan tindak tanduk tidak menunjukan ke arah itu. Hal ini bisa terjadi pada siapa saja, barangkali juga kita, lalu apakah sebabnya? Apakah hati dan pendengarn telah mati oleh karena perbuatan dosa?
Allah SWT berfirman: “Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. (TQS al-Baqarah:7)
Melihat firman Allah tersebut bisa jadi ada sebagian kita yang memang mata hati telah tertutup, sehingga hijrah ke jalan yang baik dan benar hanya tinggal angan-angan. Berikut beberapa hal yang menjadi penyebab terhalangnya hijrah.
1.Tidak berpikir Secara Aqidah Islam
Seorang muslim yang tidak menjadikan aqidah Islam sebagai landasan berpikir terhadap perilaku dan perbuatan, maka kepribadiannya akan kacau, walaupun ia tidak menyadarinya. Antara pemikiran, hati, perasaan, ucapan, dan kelakuan semuanya berlainan. Hatinya mengaku beriman kepada Allah, tetapi ia juga menyeru dan berlaku kepada kekufuran seperti sirik, gibah, dll. Dan yang parah adalah hatinya penuh keraguan kepada Allah.
Sementara orang yang menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan berpikirnya, ketika melakukan sesuatu dia pasti berpikir apakah yang dilakukannya akan mendatangkan ridha Allah atau malah mendatangkan murka-Nya. Dia akan mencari tahu itu dengan sungguh-sungguh memahami syariat yang telah Allah turunkan yang ada dalam Al Qur’an dan As-Sunnah. Misalnya, ketika Allah menetapkan “riba haram” maka ia akan menjauhi riba.
Firman Allah Ta’ala: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam kaffah (keseluruhan), dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (TQS. Al-Baqarah: 208).
2.Malu dan Bingung
Ada seseorang yang ingin berhijrah namun rasa takut, malu, dan bingung menyelimutinya sehingga ia tertahan dalam hijrahnya. Rasa takut dan malu bisa terjadi karena lingkungannya terlalu banyak orang-orang bermaksiat, lingkungannya adalah lingkungan yang tidak islami, sehingga ia takut ketika ia berhijrah ia akan dikucilkan, atau ia akan terpinggirkan, dan ia akan semakin miskin karena mengira akan sulit mencari pekerjaan. Atau ia juga malu bila dipandang sok suci, sok alim, sehingga ia menunda hijrahnya.
Rasa takut dan malu ini bisa saja diakibatkan karena seseorang kurang ketawakkalannya kepada Allah. Makna tawakkal adalah seseorang tidak akan pernah takut dan bersedih saat melaksanakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya karena semua urusan dan usahanya diserahkan kepada Allah semata.
Orang yang bertawakkal tidak akan takut meninggalkan pasangan tidak halalnya. Orang yang bertawakkal tidak akan malu atau takut untuk menutup auratnya dengan benar (syari’) sekalipun orang-orang disekitarnya melihatnya dengan sinis dan ia tidak akan takut bila bos dalam pekerjaanya melarangnya walau akan akan berakhir pemecatan. Karena ia yakin bahwa taat kepada Allah adalah pilihan terbaik dalam hidupnya bagaimanapun ujian menderanya.
Firman Allah Ta’ala: “Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (TQS at-Thalaq: 3)
3. Merasa Umur Akan Panjang
Ada sebagia orang yang merasa umurnya akan panjang sehingga menunda-nunda hijrahnya, padahal kematian adalah hal yang pasti datang pada diri kita dan kematian itu sangat dekat dengan kita, baik tua maupun muda, baik sehat atau sakit, anak-anak ataupun remaja. Semuanya tanpa terkecuali diintai oleh kematian yang siap datang kapan saja dan dimana saja.
Orang yang paling cerdas adalah orang yang selalu mengingat mati dan bersiap untuk kematian tersebut. Kematian biasanya menjemput seseorang saat sedang melakukan kebiasaannya. Bila ia biasa maksiat maka sangat mungkin ia mati dalam keadaan maksiat. Bila ia biasa melakukan amal sholeh maka sangat mungkin ia mati dalam keadaan amal sholeh pula, begitupun kalau disibukan melakukan amalan mubah (tak berpahala, tak berdosa) maka sangat mungkin matinya saat melakukan amalan mubah.
4.Tidak Ikhlas
Orang yang tidak ikhlas adalah orang yang terlalu memikirkan dan menimbang pujian serta celaan orang lain dan terlalu menimbang manfaat-manfaat duniawi yang sifatnya syahwat dan materi. Sejatinya orang seperti ini adalah orang yang tidak bebas merdeka dia terpenjara dalam penjara yang sangat menyesakkan yaitu penjara pandangan orang lain dan penjara syahwat dunia.
Sementara orang yang ikhlas akan segera melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya, tanpa memikirkan apa yang dikatakan orang lain padanya dan tanpa menimbang-nimbang manfaat duniawi yang akan datang padanya. dia melaksanakan perintah Allah semata-mata agar disukai oleh Allah, agar dekat kepada Allah, agar Allah mencintainya.
5 Merasa Tidak Ada Masalah
Ketika seseorang merasa tidak ada masalah dalam dirinya dan hidupnya, maka orang ini akan semakin terpuruk kepribadiannya dan hidupnya walau mungkin perlahan tapi pasti. Orang yang melihat dirinya serba kekurangan ia akan terus menerus memperbaiki dirinya, melihat ke dalam dirinya apa saja yang kurang dan bisa diperbaiki lalu sungguh-sungguh memperbaikinya. ***/SS