FIRMAN ALLAH SWT: Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum hingga kaum itu sendiri yang merobahnya…(QS Ar Ra’du : 11).
Ayat ini tentunya mengingatkan manusia bahwa apa yang diinginkan seseorang itu terletak pada dirinya sendiri, pada usahanya sendiri. Termasuk untuk menjadi manusia baik atau terbaik.
Ayat ini juga memberikan isyarat, baik tidaknya dan berkualitas tidaknya seseorang atau suatu kaum terletak kepada keinginan dan usaha diri. Ketika ada usaha untuk menjadi yang terbaik, tentu Allah akan tuntun, sesuai usaha, upaya dan do’a.
Tentunya sebagai seorang Muslim, orientasi menjadi manusia terbaik bukan hanya diukur dengan penilaian baik di mata manusia semata, melainkan juga dimata Allah, Sang Maha Pencipta dan digapai dengan Ridha-Nya.
Lalu adakah tuntunan untuk menjadi manusia terbaik itu? Ada, jika kita mau melakukannya. Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya dan mereka menuntut ilmu.” (HR. Ahmad).
Sabda ini memperlihatkan bahwa akhlak menjadi hal yang utama yang harus dijaga jika seseorang ingin menjadi terbaik, akhlak yang mulia, akhlak yang memang bersandarkan pada Allah semata. Kemudian, seseorang yang berilmu akan menuntun dirinya menjadi rendah hati dan tidak sombong, karena makin tinggi ilmu makin terasa bahwa manusia ini tidak ada apa-apanya jika dibandingkan jagad raya, ciptaan Allah Yang Maha Esa.
Lalu terus mempelajari Al-Quran, mengajarkannya dan mengamalkannya, juga akan menuntun manusia menjadi yang terbaik. Utsman bin Affan ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).
Karena Al-Quran tidak sekedar mengatur soal sorga dan neraka saja, tetapi isinya adalah kandungan ilmu pengetahun yang maha luas, penuntun manusia dalam semua lini kehidupan, berisikan saripati kebaikan jika manusia memahaminya. Mempelajari Al-Quran juga akan membuka mata, bahwa Rasulullah SAW tidak pernah berbohong, karena apa yang ada dalam Al-Quran akhirnya bisa ditemukan saat ini, melalui ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang begitu tinggi.
Lalu manusia juga harus terus melakukan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan buruk. Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW berdiri di hadapan beberapa orang lalu bersabda: “Maukah kalian aku beritahukan sebaik-baik dan seburuk-buruk orang dari kalian?” Mereka terdiam, dan Nabi bertanya seperti itu tiga kali. Lalu ada seorang yang berkata: “Iya, kami mau, wahai Rasulullah, beritahukanlah kepada kami sebaik-baik dan seburuk-buruk kami. Beliau bersabda: ”Sebaik-baik kalian adalah orang yang diharapkan kebaikannya, sedangkan keburukannya terjaga.” (HR. Tirmidzi).
Menjadi terbaik juga bisa dicapai dengan bersikap tidak pernah bosan mengerjakan amal perbuatan baik hingga lanjut usia. Abdullah bin Busr ra meriwayatkan, ada seorang Arab Badui berkata kepada Rasulullah SAW: “Wahai Rasulullah siapakah sebaik-baik manusia?” Beliau menjawab: “Siapa yang paling panjang umurnya dan baik amalannya.” (HR. Tirmidzi).
Senang membagikan makanan kepada sesama. Hamzah bin Shuhaib meriwayatkan dari bapaknya ra yang berkata: “Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, ‘Sebaik-baik kalian adalah yang memberikan makanan.’” (HR. Ahmad).
kemudian menjadi orang yang paling bermanfaat bagi manusia, adalah ciri manusia terbaik. Jabir ra bercerita, Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni).
Tidak menyakiti orang lain juga sebuah tanda dan sebuah jalan untuk menjadi manusia terbaik. Rasulullah SAW bersabda: “Seorang Muslim adalah orang yang kaum Muslimin lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari).
Ternyata tidak susah menjadi yang terbaik, jika kita ingin meraihnya. Hanya saja manusia sering lalai, sering sombong dan sering merasa paling hebat, sehingga kebaikan menjauh dari dirinya. Tetapi bersikap tunduklah, rendah hati dan melakukan hal-hal yang menjadi garisan Al Quran dan sabda Rasul, maka itulah pintu menjadi Manusia Terbaik.***/SS