Sikap Seorang Muslim Menghadapi Fitnah

TENTANG fitnah bahkan Nabi Muhammad SAW pun sudah memperingatkan umatnya. Dalam sebuah hadits beliau berkata: “Zaman akan semakin dekat, dicabutnya ilmu, akan timbul fitnah-fitnah. (HR. Bukhari dan Muslim).

Allah Ta’ala juga telah memperingatkan adanya fitnah, seperti firman-Nya: “Dan peliharalah dirimu dari pada fitnah yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya”. (QS. 8:25).

Bahkan di zaman yang semakin canggih, fitnah yang muncul dari mulut manusia itu berkembang biak dengan cepat, melalui medsos misalnya. Fitnah mampu menghancurkan kredibiltas seseorang bahkan mampu mengguncang ketenteraman bernegara.

Sebagai manusia, seorang hamba Allah juga tak luput dari fitnah, karena dalam hidup sisi baik dan buruk itu selalu bersisian. Teman dan musuh itu kadang terlihat menjadi satu. Kita sadar telah di fitnah ketika sudah merusak, baik pergaulan maupun usaha dan jabatan.

Lalu apa yang harus kita lakukan jika kita difitnah dan dizhalimi oleh orang lain?

Islam memberikan beberapa solusi yang bisa dilakukan, di antaranya menyiapkan mental untuk tetap tegar dan sabar. Jika difitnah dan dizhalimi, maka sebenarnya itu bonus buat kita. Karena hakikatnya, jika didifitnah dan dizhalimi, maka kebaikan orang yang memfitnah akan diberikan kepada kita.

Orang-orang yang memfitnah dan menzhalimi adalah orang-orang yang merugi dan menghancurkan diri mereka sendiri. Siapapun yang tertimpa fitnah dan terzhalimi juga harus bersikap ridha dan ikhlas menerima fitnah dan kezhaliman dari orang lain.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan seorang muslim untuk menghadapi fitnah yang menyerang.

1. Hadapi dengan hati-hati, tidak gegabah dan sabar

Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya di dalam dirimu ada dua sifat yang dicintai oleh Allah, yaitu; kesabaran dan pelan-pelan (tidak gegabah)”. (HR. Muslim).

2. Tidak menghukum sesuatu kecuali sesudah mengetahui kejadian sebenarnya, sesuai dengan kaedah fiqih: “Menghukumi sesuatu itu adalah termasuk bagian tentang gambaran sesuatu tersebut.”

Perlu diingat, suatu perkara tidak bisa diketahui kecuali dengan dua hal: dari kabar kaum muslim yang terpercaya dan dari berita orang yang meminta fatwa akan perkara tersebut meskipun orang yang minta fatwa tersebut adalah orang fasik.

3. Bersikap adil dan pertengahan (tidak berlebih-lebihan).

Allah Ta’ala berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang akamu kerjakan.” (QS. 5:8).

4. Selalu bersatu dalam kesatuan kaum muslim

Allah dalam firman-Nya mengatakan: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. 3:103).

Perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berpecah belah ketika sudah jelas keterangan dan dalil bagi dia, firman Allah Ta’ala: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung. (QS. 3:104).

“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.” (QS. 3:105).**/SS

x

Check Also

Kepemimpinan Itu Bukan Jalan Hidup Lelaki Biasa

Dalam alam demokrasi di Indonesia saat ini kepemimpinan erat kaitannya dengan politikus. karena jalur cepat ...