Selain Dilarang Agama, Putus Asa juga Membuat Manusia Cepat Tua

BERPUTUS asa lumrah terjadi pada manusia, tetapi ketahuilah bahwa berputus asa sebuah sikap yang dibenci Allah. Allah melarang manusia berputus asa, di mana sesungguhnya putus asa itu hanya ada bagi orang-orang sesat.

Sebagaima firman Allah SWT dalam surat Al Hijr ayat 56 yang artinya: “Ibrahim berkata, tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat”.” (Q.S. Al Hijr: 56).

Karena itu sebagai orang Islam tentunya manusia tidak boleh berputus asa, karena kita bukan termasuk orang-orang yang tersesat selama masih mengaku Islam dan beriman kepada Allah SWT serta Rasul-Nya, Muhammad SAW.

Pada sisi lain, secara duniawi, secara tekhnologi, berputus ada ternyata berpotensi membuat seseorang jadi lebih cepat tua. Penelitian dari Amsterdam University Medical Center di Belanda mengungkapkan bahwa orang yang mengalami putus asa berakibat DNA-nya jadi lebih tua delapan bulan.

Dalam studi yang diterbitkan dalam American Journal of Psychiatry itu, para peneliti memeriksa DNA dari 811 orang dengan kondisi putus asa dan 319 orang tanpa tanpa putus ada. Para partisipan ini tergabung dalam Netherlands Study of Depression and Anxiety.

Melalui sampel darah, DNA partisipan diteliti perubahannya. Secara umum, DNA akan berubah sesuai usia. Namun putus asa rnyata menyebabkan epigenetik berubah lebih cepat. Dalam beberapa kasus putus asa berat, usia biologis bahkan bisa 10-15 tahun lebih tua dari usia kronologis.

Sementara menurut Islam, berputus asa, terlebih berputus asa atas rahmat Allah, adalah pengingkaran gterhadap rahmaat Allah, makanya mereka yang putus asa tidak disukai Allah. Kenapa? Karena berputus asa artinya juga lupa terhadap kebaikan Tuhan

Putus ada membuat kita lupa terhadap kebaikan yang telah diberikan Tuhan, Allah SWT. Hal ini sebagaimana tersirat dari makna salah satu firman Allah SWT dalam Al Qur’an, yang artinya:

“Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa suatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa”. (Q.S. Ar Ruum: 36).

Berputus asa juga membuat kita rugi dunia dan akhirat, sebagaimana tercantum dalam salah satu firman Allah SWT dalam Al Qur’an, yang artinya:

“Dan diantara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi, maka jika ia memperoleh kebaikan, tetaplah ia dalam keadaan itu dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata”. (Q.S. Al Hajj: 11).

Dapat kita maknai bahwa orang yang ditimpa musibah dan berpaling ke belakang berarti menandakan kalau ia adalah orang yang putus asa karena justru semakin lupa kepada Tuhannya, Allah SWT.

Artinya, berputus asa merugikan manusia dunia dan akhirat, karena secara dunia dia akan cepat menua. Karena itu, jika kita memang mengaku Islam dan beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, Muhammad SAW, maka tidak harusnya kita berputus asa. ****/SS

x

Check Also

Kepemimpinan Itu Bukan Jalan Hidup Lelaki Biasa

Dalam alam demokrasi di Indonesia saat ini kepemimpinan erat kaitannya dengan politikus. karena jalur cepat ...