ALI Bin Abi Thalib ra. Mengatakan: “Ummat-umat sebelum kalian biasa saling menasehati dan saling berkirim surat dengan saling mengingatkan pada 3 hal, yaitu;
.
1.Siapa yang beramal untuk tujuan akherat maka Allah SWT akan mencukupi urusan agama dan dunianya.
Artinya, mengedepankan urusan akhirat adalah jalan terbaik untuk melancarkan urusan dunia. Sebagai bukti, banyak manusia yang terbelenggu oleh keadaan dunia yang semakin hari seakan-akan semakin rumit, karena dia melupakan akhirat.
Ketika ia berserah diri kepada Allah dan meminta pertolongan-Nya maka setelah itu dan bahkan seketika itu pula keadaan hatinya akan terasa lapang dan tenang.
2.Siapa yang memperbaiki batinnya (hati) maka Allah SWT akan memperbaiki lahirnya.
Memelihara hati bukanlah tugas yang sulit. Ini merupakan tugas yang wajib dilakukan setiap Muslim. Andaikata pun sulit atau mudah, itu harus dilakukan agar hati yang bersih berpendar dengan sinar kebaikan. Hati adalah wajahnya jiwa. Orang yang jiwanya baik, hatinya akan baik. Cara memperbaiki jiwa dengan memperbaiki hati.
Hati, dalam pandangan Imam Abdullah Al-Haddad adalah tempat penglihatan Allah. Sebelum yang lain, Allah melihat hati seseorang terlebih dahulu. Di sisi berbeda, anggota lahir badan kita menjadi tempat perhatian sesama makhluk yang acap dipandang dengan pandangan kekaguman.
Dalam sebuah doanya, Rasulullah SAW mengatakan : “Allahummaj`al Sariiratiy Khairan Min `Alaaniyatiy Waj`al `Alaaniyatiy Shaalihah.” (Ya Allah, jadikanlah keadaan batinku lebih baik dari keadaan lahirku dan jadikanlah keadaan lahirku baik). Inilah salah satu doa yang sering dipanjatkan oleh Nabi kepada Allah. Di dalamnya terkandung permintaan agar menjadikan suasana hati lebih bagus ketimbang keadaan lahir.
3.Siapa yang memperbaiki hubungannya dengan Allah SWT (ikhlas). Maka Dia akan memperbaiki hubungan orang itu dengan sesama manusia. Dan siapa yang dicintai Allah SWT, dia pun akan dicintai seluruh makhluk di dunia ini.***/Sofyan Siroj