SUATU ketika, saat Rasulullah masih kecil dan berteduh di bawah pohon sahabi, dahan dan ranting-ranting pohon tersebut bergerak menaungi Beliau dari panas teriknya matahari, di tengah padang pasir bernama Buqa’awiyya di negara Yordania.
Ajaibnya, hingga saat ini pohon itu masih berdiri kokoh dan dijuluki “the only living Sahabi,” atau “satu-satunya sahabat Nabi yang masih hidup.” Pohon berusia ribuan tahun ini juga salah satu saksi bisu kenabian Muhammad SAW.
Saat itu usia Muhammad baru 12 tahun dan Beliau diajak pamannya, Abu Thalib, melakukan ekspedisi dagang ke Syam (sekarang negara ini terpecah menjadi Syria, Palestina, dan Yordania).
Di tengah perjalanan rombongan ini bertemu Bahira, seorang pendeta. Bahira mengajak rombongan untuk beristirahat. Bahira telah mendapat firasat kalau ia akan bertemu dengan Sang Nabi Terakhir. Diperhatikannya masing-masing orang yang datang. Namun tak satupun di antara mereka yang memiliki tanda-tanda mukjizat.
Ternyata masih ada satu anggota rombongan yang tidak ikut masuk ke tempat Bahira. Muhammad kecil diminta menunggu di bawah pohon untuk menjaga unta-unta. Bahira takjub melihat cabang pohon tersebut merunduk untuk melindungi sang pemuda. Bahira pun meminta agar bocah kecil tersebut diajak berteduh dan bersantap.
Bahira lantas berpesan kepada Abu Talib untuk menjaga pemuda cilik itu, karena kelak ia akan membawa berkah bagi umat manusia. Tetapi tak sedikit pula orang yang ingin mencelakakannya.
Luar biasanya sampai hari ini pohon tersebut tetap subur bahkan di tengah-tengah padang pasir yang kering kerontang dan tidak ada tumbuhan yang hidup seperti itu.
Saat ini, pohon tersebut dilestarikan oleh pemerintahn kerajaan Yordania. Sekelilingnya dilindungi pagar dan keberadaannya dipantau secara rutin. Akan tetapi, siapapun bisa menyentuh dan berlindung di bawah cabangnya yang senantiasa rimbun.
Lalu bagaimana pohon ini ditemukan kembali? Ternyata pohon yang disebut Pohon Nabi ini ditemukan setelah Pangeran Ghazi bin Muhammad yang baru kembali dari belajar di Universitas Cambridge setelah ditugaskan oleh sang paman, Raja Hussein, untuk bekerja di Perpustakaan Kerajaan.
Di perpustakaan Royal Archives, Pangeran Ghazi mempelajari arsip negara dan sejumlah literatur, antara lain dokumen soal pohon yang pada masa Raja Abdullah I terlewatkan, tidak dimasukkan sebagai situs suci saat dilakukan inventarisasi. Pohon yang terletak di wilayah Safawi Provinsi Zarqa inilah yang diyakini sebagai tempat Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Pendeta Buhaira.
Tiga manuskrip kuno yang ditulis oleh Ibn Hisham, Ibn Saad al – Baghdadi, dan Muhammad Ibn Jarir al – Tabari menceritakan tentang kisah Bahira yang bertemu dengan bocah kecil calon rasul terakhir.
Keberadaan pohon ini memang cukup unik, karena rasanya tidak mungkin bisa tumbuh di lingkungan tandus seperti ini. Pasalnya lingkungan sekitar pohon itu merupakan tanah kering berbatuan dan sangat gersang, sementara pohon Sahabi ini menjadi satu-satunya pohon yang tumbuh subur dengan daun yang rimbun.***/zie/int