“Tobat yang tulus ibarat sabun yang dapat menghilangkan kotoran yang menempel pada wadah, sehingga kembali bersih cemerlang. Seperti itulah tobat yang membersihkan hati dari segala noda dan dosa sehingga hati kembali memancarkan cahaya iman.”
Barangkali, sebagai manusia hampir setiap hari kita melakukan dosa, baik yang disengaja atau tidak. Misalnya ghibah, bergunjing. Padahal sebagaimana daging saudaranya haram dimakan, begitu pula dengan kehormatannya, haram untuk dijelek-jelekkan di saat ia tidak mengetahuinya.
Hingga dosa yang terberat, meninggalkan shalat lima waktu, meski kita tahu shalat itu tiang agama. Akibatnya, hati tak pernah kunjung sadar. Tidak bosan-bosannya maksiat terus dilakukan, baik siang maupun malam hari. Padahal pengaruh maksiat pada hati sungguh amat luar biasa. Bahkan bisa memadamkan cahaya hati.
Ibnu Athaillah berkata: “Hamba yang melakukan maksiat bagaikan periuk besi yang diletakan diatas api selama beberapa saat sehingga hitamlah warnanya. Jika kau segera membersihkan periuk itu, warna hitam tadi akan hilang. Namun, jika kau membiarkan dan terus memakainya berkali kali untuk memasak tanpa pernah dibersihkan warnya hitamnya akan melekat kuat hingga akhirnya periuk itu retak dan rusak. Walaupun dicuci bersih, keadaannya tidak akan kembali seperti semula.
Mujahid rahimahullah mengatakan, “Hati itu seperti telapak tangan. Awalnya ia dalam keadaan terbuka dan jika berbuat dosa, maka telapak tangan tersebut akan tergenggam. Jika berbuat dosa, maka jari-jemari perlahan-lahan akan menutup telapak tangan tersebut. Jika ia berbuat dosa lagi, maka jari lainnya akan menutup telapak tangan tadi. Akhirnya seluruh telapak tangan tadi tertutupi oleh jari-jemari.”
Inilah di antara dampak bahaya maksiat bagi hati. Setiap maksiat membuat hati tertutup noda hitam dan lama kelamaan hati tersebut jadi tertutup. Jika hati itu tertutup, apakah mampu ia menerima seberkas cahaya kebenaran? Sungguh sangat tidak mungkin. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Jika hati sudah semakin gelap, maka amat sulit untuk mengenal petunjuk kebenaran.”
Hanya tobatlah yang bisa mencuci hitamnya hati sehingga amal saleh tercermin jelas dan diterima. Karena itu, mohonlah tobat kepada Allah. Jika kita terus bertobat, hidup akan menjadi lebih baik. Sebab tobat merupakan karunia Allah yang diberikan kepada hamba-Nya yang di kehendaki. Kadang kadang seorang istri berhasil tobat, sementara suaminya gagal. Kadang kadang orang muda berhasil, sedangkan orang yang lebih tua gagal.Jika manusia dapat bertobat, berarti Allah telah mencintaimu.
Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Albaqarah: 222)
Perlunya bagi seseorang untuk memperbarui tobat setiap saat. Orang yang segera bertobat dari dosa, niscaya tobatnya itu kan menghapus dosa dosanya dan melenyapkan warna hitam yang melekati hatinya. Sebaliknya, ketika dosanya bertambah tetapi ia tidak memiliki kesadaran untuk bertobat, warna hitam itu akan semakin bertambah sehingga lebih sulit lagi dibersihkan, bahkan bisa jadi tobatnya tidak lagi bermanfaat.
Keberhasilan bertobat menjadi bukti kecintaan Allah kepada hamba. Karena itu, setiap hamba seharusnya mengharapkan nikmat tersebut. Betapa banyak hamba yang tidak mendapat taufik untuk bertobat sehingga jauh dari jalan Allah.
Allah berfirman: “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosasemuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Az-Zumar: 52)
Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.” (QS. Thaha: 82)
Perbanyaklah taubat dan istighfar, itulah yang akan menghilangkan gelapnya hati dan membuat hati semakin bercahaya sehingga mudah menerima petunjuk atau kebenaran.**/SS